Arianna Stassinopoulos, Penulis yang Fokus Pada Isu Tidur

Senin, 09 September 2019 - 09:38 WIB
Arianna Stassinopoulos, Penulis yang Fokus Pada Isu Tidur
Arianna Stassinopoulos, Penulis yang Fokus Pada Isu Tidur
A A A
ARIANNA Stassinopoulos Huffington atau biasa disapa Arianna Huffington adalah penulis 15 buku dan pendiri media The Huffington Post. Arianna kini menjadi sosok penting dalam mengampanyekan pentingnya tidur nyenyak. Saat ini The Huffington Post menjadi platform media global pemenang hadiah Pulitzer. Dia juga sempat menjadi dewan komisaris di Uber dan The Center for Public Integrity.

Dia diakui sebagai salah satu individu paling berpengaruh di dunia oleh Time, Forbes, dan The Guardian. Pada 2006, namanya masuk daftar Time 100 Orang Paling Berpengaruh di Dunia. Lalu pada 2010, dia berada di peringkat 28 dalam daftar Forbes 100 Wanita Paling Berpengaruh di Dunia. Perempuan berusia 69 tahun pada 15 Juli lalu ini menjadi penulis yang produktif dan laris.

Karya debutnya di antaranya The Female Woman (1974), diikuti biografi opera diva Maria Callas dan artis Pablo Picasso. Lalu, beberapa buku self-help seperti Thrive: The Third Metric to Redefining Success and Creating a Life of Well-Being, Wisdom, and Wonder (2014) dan The Sleep Revolution: Transforming Your Life, One Night at a Time (2016).

Dia juga menulis sejumlah buku politik, yakni How to Overthrow the Government (2000), Right is Wrong (2008), dan Third World America: How Our Politicians are Abandoning the Middle Class and Betraying the American Dream (2010). Tahun 2007 adalah tahun bersejarah bagi Arianna.

Kala itu dia sedang mengobrol di telepon dan memeriksa email. Karena terlalu banyak bekerja, dia pingsan di kantornya. Setelah diperiksa, ternyata dia mengalami kelelahan. Insiden itu mendorongnya untuk mendefinisikan kembali kesuksesan dan menilai pentingnya mengambil istirahat atau cuti dari pekerjaan pada waktu-waktu tertentu.

Hal ini pula yang mendorongnya menulis buku terbaru, Thrive: The Third Metric to Redefining Success and Creating a Life of Well- Being, Wisdom, and Wonder dan The Sleep Revolution: Transforming Your Life, One Night at a Time. Kedua buku ini langsung menjadi buku terlaris internasional. Setelah mengalami pengalaman tidak mengenakkan pada 2007, Arianna mulai vokal tentang pentingnya tidur nyenyak.

Pada 2016, minatnya pada kesehatan dan kesejahteraan mendorongnya untuk meluncurkan Thrive Global, startup kesehatan dan kesejahteraan. Dia menjabat CEO dan serius pada isu itu. Buktinya, tahun lalu dia sibuk mengunjungi kampus-kampus untuk membahas pentingnya tidur.

“Banyak hal yang membuat kita tidak tidur, di antaranya kekacauan dalam pikiran dan ruang fisik kita, yang menciptakan stres dengan isyarat visual yang dapat membuat pikiran sibuk dengan mengingatkan kita tentang apa yang tidak lengkap. Jadi, seperti yang disarankan Dewan Tidur Inggris, membenahi kekacauan kamar Anda dapat membantu membenahi pikiran Anda untuk tidur malam yang lebih baik,” paparnya. Misi Thrive Global yakni membantu orang-orang keluar dari wabah kelelahan sehingga mereka dapat berkembang.

“Ini sangat memotivasi saya dan memicu kegembiraan bagi saya setiap hari. Itu benar-benar sesuai dengan apa yang saya lakukan di Huffington Post. Garis-garis kehidupan saya adalah cinta saya untuk membantu orang terlibat dan terhubung dengan pekerjaan, teman, dan keluarga mereka, terutama diri mereka sendiri. Bisa terus melakukan itu adalah hak istimewa yang memberi saya sukacita besar,” bebernya.

Dia mengatakan, begadang tidak serta-merta menghasilkan keberhasilan. Tetapi, sains menunjukkan sebaliknya. Semua bisa berantakan dan tidak produktif hanya karena kurang tidur. Dia menegaskan, mayoritas orang memiliki kebutuhan tidur selama 7-9 jam.

“Salah satu tips yang sering saya bagikan kepada orang muda adalah menganggap tidur sebagai janji dengan diri mereka sendiri, setara dengan kelas ketika mereka menghabiskan waktu dan menyesuaikan sisa hari sesuai dengan itu. Ketika kami memikirkan tidur dengan cara yang sama, kami jauh lebih mungkin melihat nilainya dan memperlakukannya sebagai prioritas,” ucapnya.

Arianna memiliki kebiasaan sebelum tidur, yakni mematikan semua perangkat elektronik, lalu mandi air panas dan minum secangkir teh chamomile atau lavendel jika menginginkan sesuatu yang hangat dan nyaman. Dia juga suka membaca buku, terutama puisi, novel, dan buku yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan. Saat bangun tidur, dia tidak memulai hari dengan melihat telepon selulernya. Dia meluangkan waktu sebentar untuk bernapas dalam-dalam, bersyukur, dan menetapkan niat untuk hari itu.

Kemudian, dia akan melakukan meditasi 20-30 menit. Itu bisa membuat perbedaan besar sepanjang hari. Dia juga memiliki saran untuk keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan. Dia mengatakan, langkah pertama adalah menyadari jika pekerjaan dan kehidupan tidak berada pada sisi berlawanan, sehingga mereka sebenarnya tidak perlu seimbang, tetapi berada di sisi yang sama.

“Jadi begitu Anda menyadarinya, jauh lebih mudah bersikap kejam meluangkan waktu untuk beristirahat dan mengisi ulang energi. Untuk menyadari bahwa ketika Anda melakukan ini, Anda tidak egois, Anda bertanggung jawab,” ujarnya. Arianna mengaku menuai kesuk sesan ketika berhenti bekerja sepanjang waktu.

“Saya harus meyakinkan Anda jika kesuk sesan di Huffington Post terjadi setelah saya mulai mengurus diri sendiri,” ujar dia, dikutip CNBC. Setelah menyadari pentingnya tidur, dia mulai melihat perbedaan dalam gaya kerjanya dan saat itulah bisnisnya mulai tumbuh. “Saya dapat memberi tahu Anda bahwa ketika saya kelelahan dan kehabisan tenaga, saya adalah versi terburuk diri saya. Saya lebih reaktif, kurang empati, kurang kreatif. Kita semua bisa bersaksi tentang itu,” ujarnya.

Dia menegaskan, kurang tidur dan tidak merawat diri tidak akan menjadikan seseorang lebih produktif. “Saya tidak mengatakan Anda tidak bisa berhasil dengan kelelahan. Tetapi, Anda dapat berhasil jauh lebih efektif lebih berkelanjutan dengan lebih sedikit kerusakan pada kesehatan dan hubungan Anda.”
(don)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7012 seconds (0.1#10.140)